Senin, 02 Januari 2012

Emas......


Emas merupakan logam yang bersifat lunak dan mudah ditempa, kekerasannya berkisar antara 2,5 – 3 (skala Mohs), serta berat jenisnya tergantung pada jenis dan kandungan logam lain yang berpadu dengannya. Mineral pembawa emas biasanya berasosiasi dengan mineral ikutan (gangue minerals). Mineral ikutan tersebut umumnya kuarsa, karbonat, turmalin, flourpar, dan sejumlah kecil mineral non logam. Mineral pembawa emas juga berasosiasi dengan endapan sulfida yang telah teroksidasi. Mineral pembawa emas terdiri dari emas nativ, elektrum, emas telurida, sejumlah paduan dan senyawa emas dengan unsur-unsur belerang, antimon, dan selenium. Elektrum sebenarnya jenis lain dari emas nativ, hanya kandungan perak di dalamnya >20%.
Emas terbentuk dari proses magmatisme atau pengkonsentrasian di permukaan. Beberapa endapan terbentuk karena proses metasomatisme kontak dan larutan hidrotermal, sedangkan pengkonsentrasian secara mekanis menghasilkan endapan letakan (placer). Genesa emas dikatagorikan menjadi dua yaitu endapan primer dan endapan plaser. Secara geokimia, emas merupakan unsur siderophile (suka akan besi), dan sedikit chalcophile (suka akan belerang). Karena sifatnya ini maka emas banyak berikatan dengan mineral-mineral besi atau stabil pada penyangga besi (magnetit/hematit)
Potensi endapan emas terdapat di hampir setiap daerah di Indonesia, seperti di Pulau Sumatera, Kepulauan Riau, Pulau Kalimantan, Pulau Jawa, Pulau Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku, dan Papua.

 
1.            Genesa
Emas pada umumnya terdapat pada suatu zona hidrotermal dimana pada umunya zona hidrotermal merupakan daerah vulkanis. Genesis emas sendiri dikatakan bahwa emas berasal dari suatu reservoar yaitu inti bumi dimana kemudian air magmatik yang mengandung ion sulfida, ion klorida, dan ion tio kompleks mengangkut logam emas ke permukaan bumi. Arah aliran dari larutan kimia yang mengandung emas ini pada umumnya searah dengan saluran magma pada gunungapi membentuk urat-urat (vein) emas.
Saat larutan emas terendapkan pada saluran magma yang telah membeku proses hidrotermal yang merupakan kegiatan pos vulkanis terjadi dari kontak air meteorik dengan batuan yang panas atau gerakan air magmatik ke atas dimana keduanya membawa dan melarutkan ion sulfida-klorida-tio kompleks yang menyebabkan emas semakin terendapkan di permukaan bumi.
Atau ion-ion sulfida-klorida-tio kompleks pembawa emas, mengisi rongga-rongga atau bukaan-bukaan pada batuan dan kemudian terendapkan sebagai vein emas.
Berdasarkan penjelasan tersebut maka analisis keterdapatan emas dapat dilacak dari adanya jejak proses sirkulasi hidrotermal atau umum disebut epitermal. Pyrite (Fe2S) yang disebut Fool Gold juga sering dijumpai bersama dengan emas. Kandungan emas sebagai inklusi juga kadang dapat ditemui dalam perak dan batuan yang mengandung tembaga.

 
1.            Karakteristik
Sistem Kristal         : Isometrik
Warna             : Kuning – Emas
Goresan         : Kuning
Kilap             : Metalik
Belahan dan pecahan : Tak ada; hakli (pecahan bergerigi dengan ujung yang tajam)
Kekerasan         : 2,5 – 3 skala Mohs
Berat Jenis         : 19,3

 
Emas adalah unsur kimia dalam tabel periodikyang memiliki simbol "Au" (bahasa Latin:"aurum") dan nomor atom 79. Sebuahlogam transisi (trivalen dan univalen) yang lembek, mengkilap, kuning, berat, "malleable", dan "ductile".

 
1.            Mekanisme Penambangan dan Pengolahan
1.            Penambangan
Penambangan emas hidrotermal sangat tergantung pada pemodelan endapan, yang sangat berkaitan erat dengan wadah pengendapan (rekahan-rekahan). Bila wadah pengendapan luas pada permukaan, maka bisa jadi penambangan emas dengan metode tambang terbuka.
Namun, pada endapan emas hidroternal yang berbentuk urat-urat yang mengisi pada celah batuan, maka di ambil metode tambang bawah tanah, dengan maksud agar mengikuti urat-urat yang ada hingga ke bawah sehingga mendapatkan kadar emas yang lebih tinggi.
Bisa juga dikombinasikan antara tambang terbuka dan tambang bawah tanah. Hal ini disebabkan oleh endapan emas yang dapat tersingkap di permukaan memiliki dimensi yang cukup luas, tetapi atas pertimbangan kadar emas yang ada dibawah (mengikuti urat-urat) lebih besar dibandingkan dengan yang ada dipermukaan.
Pengolahan
Amalgamasi adalah proses penyelaputan partikel emas oleh air raksa dan membentuk amalgam (Au – Hg). Amalgamasi masih merupakan proses ekstraksi emas yang paling sederhana dan murah, akan tetapi prosesnya efektif untuk bijih emas yang berkadar tinggi dan mempunyai ukuran butir kasar (>74 mikron) dan dalam membentuk emas murni yang bebas (free native gold).
Proses amalgamasi merupakan proses kimia fisika, apabila amalgamnya dipanaskan, maka akan terurai menjadi elemen-elemen yaitu air raksa dan bullion emas. Amalgam dapat terurai dengan pemanasan di dalam sebuah retort, air raksanya akan menguap dan dapat diperoleh kembali dari kondensasi uap air raksa tersebut. Sementara Au-Ag tetap tertinggal di dalam retort sebagai logam.
Proses Sianidasi terdiri dari dua tahap penting, yaitu proses pelarutan dan proses pemisahan emas dari larutannya. Pelarut yang biasa digunakan dalam proses cyanidasi adalah NaCN, KCN, Ca(CN)2, atau campuran ketiganya. Pelarut yang paling sering digunakan adalah NaCN, karena mampu melarutkan emas lebih baik dari pelarut lainnya. Secara umum reaksi pelarutan Au dan Ag adalah sebagai berikut:

 
4Au + 8CN- + O2 + 2 H2O = 4Au(CN)2- + 4OH-
4Ag + 8CN- + O2 + 2 H2O = 4Ag(CN)2- + 4OH-

 
Pada tahap kedua yakni pemisahan logam emas dari larutannya dilakukan dengan pengendapan dengan menggunakan serbuk Zn (Zinc precipitation). Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut:

 
2Zn + 2NaAu(CN)2 + 4NaCN +2H2O = 2Au + 2NaOH + 2Na2Zn(CN)4 + H2
2Zn + 2NaAg(CN)2 + 4NaCN +2H2O = 2Ag + 2NaOH + 2Na2Zn(CN)4 + H2

 
Penggunaan serbuk Zn merupakan salah satu cara yang efektif untuk larutan yang mengandung konsentrasi emas kecil. Serbuk Zn yang ditambahkan kedalam larutan akan mengendapkan logam emas dan perak. Prinsip pengendapan ini mendasarkan deret Clenel, yang disusun berdasarkan perbedaan urutan aktivitas elektro kimia dari logam-logam dalam larutan cyanide, yaitu Mg, Al, Zn, Cu, Au, Ag, Hg, Pb, Fe, Pt. setiap logam yang berada disebelah kiri dari ikatan kompleks sianidanya dapat mengendapkan logam yang digantikannya. Jadi sebenarnya tidak hanya Zn yang dapat mendesak Au dan Ag, tetapi Cu maupun Al dapat juga dipakai, tetapi karena harganya lebih mahal maka lebih baik menggunakan Zn. Proses pengambilan emas-perak dari larutan kaya dengan menggunakan serbuk Zn ini disebut "Proses Merill Crowe".
1.            Kegunaan dan Sebaran
1.            Kegunaan
Emas banyak digunakan untuk membuat koin dan dijadikan sebagai standar moneter di banyak negara. Elemen ini juga banyak digunakan untuk perhiasan, gigi buatan, dan sebagai lapisan. Untuk aplikasi di bidang sains, emas digunakan sebagai lapisan beberapa satelit angkasa dan merupakan reflektor sinar inframerah yang baik. Emas tidak mudah bereaksi (inert).

 
Koin Emas
Emas juga diperdagangkan dalam bentuk koin emas, seperti Krugerrand yang diproduksi oleh South African Mint Company dalam berbagai satuan berat. Satuan berat krugerrand yang umum ditemui adalah 1/10 oz (ounce), 1/4 oz, 1/2 oz dan 1 oz. Harga koin krugerrand didasarkan pada pergerakan harga emas di pasar komoditas dunia yang bergerak terus sepanjang masa perdagangan. Koin Krugerrand khusus (atau biasa disebutproof collector edition) juga diproduksi secara terbatas sesuai dengan tema tertentu. Karena diproduksi terbatas, sering kali harga koin krugerrand edisi proof ini melebihi harga kandungan emas koin tersebut tergantung pada kelangkaan dan kondisi koin khusus ini. Edisi yang cukup digemari dan dicari para investor adalah edisi yang memuat gambarNelson Mandela.
Terdapat beberapa negara yang memproduksi secara massal koin emas untuk ditawarkan sebagai alternatif investasi, antara lain:
1.            Australia - Kangaroo
2.            China - Panda
3.            Malaysia - Kijang emas
4.            Canada - Maple Leaf
5.            Inggris - Britannia
6.            Amerika Serikat - Eagle dan Buffalo
7.            Afrika Selatan - Krugerrand
8.            New Zealand - Kiwi
9.            Singapore - Lion
10.         Austria – Philharmonic
Sebaran
Potensi endapan emas terdapat di hampir setiap daerah di Indonesia, seperti di Pulau Sumatera, Kepulauan Riau, Pulau Kalimantan, Pulau Jawa, Pulau SulawesiNusa TenggaraMaluku, dan Papua

Tidak ada komentar:

Posting Komentar